Wah…rasanya hariku bebas. Ga kerasa, UN telah berakhir,
tinggal nunggu hasilnya, moga jja hasilnya membuat senyumku bertambah lebar,
hhhaa…
18 April 2011 adalah hari pertama UN, dag-dig-dug nih
hati…padahal sebelum-sebelumnya aku ngerasa biasa jja, ehh…pas hari H-nya,
gejolak jiwa mulai terasa.
Jam 7:00 kami dah berkumpul di kelas penyimpanan tas, mulai
dari pengarahan, baca Al-Qur’an, penenangan jiwa, ampe pelatihan konsentrasi,
kami jalani dengan baik. Alhamdulilah…jiwa mulai tenang.
Teeeeeeeeettttttttt… bel masuk berbunyi. Setelah
meninggalkan tas, handphone, dll. kecuali alat tulis, kami berjalan menuju
ruang masing-masing. 145 adalah ruang UN’ku. Eisssssttt…dilarang masuk sebelum
pengawas masuk!!! Langkah mundur dari daun pintu mulai kami lakukan.
Wahh,,,sempit nih jalan. Minggir-minggir, pengawas mau lewat!!! Waww…sipit nih
pengawasku,,ya iya, wong Chineess githu. Beginilah, sekolahku memang kebagian
diawas ma skul Kristen. Kayaknya bakalan seru nihh…
Pengawas dah masuk, ya, kami ngikutin di belakangnya. Duduk
di kursi masing-masing.
“Yah, silahkan berdoa dulu!” perintah sang pengawas.
“Yah, silahkan berdoa dulu!” perintah sang pengawas.
F: “Baik teman-teman, sebelum kita memulai ujian hari ini,
mari kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa…mulai!”
…
F: “Selesai. Siap beri salam…!!!”
All: “Assslamat pagi Pak…”
…
F: “Selesai. Siap beri salam…!!!”
All: “Assslamat pagi Pak…”
Waduh…hamper lupa, yang ngawaskan orang Kristen.
Maklum,,,kami kan anak sholeh (amin…), dari SD kalau dipandu ngasih salam,
pasti jawabnya Assalamualaikum Pak/Bu… ketawa deh kami.
Trek-trek…LJK mulai dibagikan. Nyantai…nyantai!!!
Lembar soal diberikan. Huhhh…langkah pertama, isi identitas dengan benar. Oke!
Lembar soal diberikan. Huhhh…langkah pertama, isi identitas dengan benar. Oke!
Teeett…
Akhirnya, soal boleh dibuka deh. Perang dimulai!!!
Der…der…dor…der…
Jam 10:00 wib, bel tanda berakhirnya perang ronde pertama terdengar.
Jam 10:00 wib, bel tanda berakhirnya perang ronde pertama terdengar.
“Yah…silahkan rapikan kembali naskah soalnya dan letakkan
lembar jawaban di atas naskah soal!”
Kami pun beranjak keluar menuju ruang di mana tas kami
disimpan. Kuraih handphoneku. Waww… 7 sms telah masuk. Kubuka satu per satu.
Astaghfirullah…kuhapus semua sms tersebut tanpa kubaca terlebih dahulu. “Ya
Allah, kenapa bisa begini? Kenapa harus terjadi pada kami? Kenapa yang katanya
dokumen rahasia, tetapi terswbar ke sana-sini? Apakah sang pengirim sms ga ada
kerjaan? Ya Allah…sebenarnya semua ini salah siapa? Salah murid kah? Salah sang
pengirim sms kah? Salah pembeli soal kah? Atau yang pasti, semua ini adalah
kesalahan oknum pemerintah sendiri?
Korupsi…korupsi…korupsi lagi. Ga uang ga soal, semuanya
dikorupsi. Ya Allah, kapan negeriku terlepas dari K O R U P S I???!!!
Kini aku benar-benar sadar, dunia ini akan keras jika kita
pun berlaku keras terhadapnya. Kini aku benar-benar merasakan, aku tidak hanya
bertempur ‘tuk menaklukkan soal-soal, tetapi juga bertempur ‘tuk mempertahankan
keyakinan dalam hati. Yah…begitu menakutkan.
Aku bukanlah murid berprestasi, ga pinter-pinter amat,
tetapi juga ga bodoh-bodoh amat. Aku hanya takut, bayang-bayang kesalahan akan
selalu mengusik hariku jika aku menggunakan bocoran jawaban tersebut. Penyesalan
akan terasa setelahnya. Aku tahu, Allah melihatku. Biarlah…aku telah berusaha,
berdoa, dan saat ujian, adalah waktuku ‘tuk bertawakal kepada Allah. Aku yakin,
Allah Maha Penolong. Hanya Allahlah penolongku saat ini, bukan kunci atau
apapun.
No comments:
Post a Comment