Slalu saja kurindu
Negeriku yang damai
Negeriku yang permai
Negeri berharmoni keadilan
Aku mau berbuat sesuatu, tapi entah apa
‘Kumencoba merangkai kata penuh teka-teki
Bukan 'tuk mencaci ataupun memaki
Juga bukan untuk mencari sebuah sensasi
Ingin ‘kukirim 'tuk para petinggi negeri ini
Kepada Pak Presiden, Pak Menteri, Pak Polisi
Atau siapa sajalah sebutannya
Kepada mereka para tikus berdasi
Yang selalu mementingkan ambisi diri
Yang selalu mempermainkan ideologi negeri
Yang tega membodohi rakyatnya sendiri
Merekalah pengkhianat bergengsi
Diantar dijemput dengan mobil mersi
Merekalah penoda karakter negeri
Merekalah yang menukar nyawa dengan janji
Janji tanpa bukti...
Dadaku sesak, hatiku perih, rasaku sedih
Jiwaku lara, mataku sayu, telingaku ngilu
Menyaksikan kawanku berdendang tiap pagi
Membawakan satu lagu ke lagu
Mengenakan pakaian yang itu-itu selalu
Memberiku sepiring sarapan pilu
Ringkih tubuhnya penuh tato
Kucel badannya dan berbau
Wahai para tikus berdasi!!!
Lihatlah anak bangsamu ini
Lihatlah kami!!!
Inilah jeritan hati kami
Inilah tangisan darah kami
Inilah rongrongan jiwa kami
Inilah kami,
Anak bangsa,
Korban konspirasi...
Bandung, 21 Januari 2011
@asramaalcent_06.25 PM
_Eni Nuraeni_XII Ipa 2
No comments:
Post a Comment