A. Judul: Sistem
Sumur Serapan (Penampung Air Hujan) sebagai Upaya Pengendalian Kekeringan Lahan
Sawah di Kabupaten Ciamis
B. Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.
Kuantitas ini bukan berarti kondisi pertanian di Indonesia telah mencapai zona
aman. Berbagai masalah di bidang pertanian masih melanda negara ini. Kekeringan
adalah salah satu masalah yang penulis kerap kali dengar. Masalah kekeringan
ini sering terjadi pada musim kemarau yang relatif panjang. Di kabupaten
Ciamis, kekeringan pada lahan sawah sampai pada kondisi keretakan lahan.
CIAMIS,
(PRLM).- Sejumlah areal persawahan di wilayah Handapherang, Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis mulai dilanda kekeringan. Sejumlah tanaman yang
rata-rata baru berumur sepuluh hingga dua puluh hari tampak mulai layu, bahkan
beberapa di antaranya mulai kering. Salah satu petani mengatakan: ''Saya
pesimis sawah disini dapat diselamatakan, sekarang saja sudah dua minggu tidak
mendapat air, tanah sudah kering. Padahal, saat ini tanaman sedang membutuhkan
banyak air untuk masa pertumbuhan daun dan akar.”
Minimnya
debit air irigasi menyebabkan pasokan air untuk lahan pertanian tidak merata,
hal ini kerap kali terjadi karena tingginya kebocoran air di saluran irigasi.
Selain itu, adanya system pergiliran pasokan air perharian untuk lahan sawah di
kabupaten Ciamis; wilayah Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, khususnya,
akibat pasokan air yang jumlahnya sedikit, lahan sawah yang jauh dari sumber
air cenderung tidak mendapatkan air sehingga lahan tersebut menjadi kering.
Kekeringan
adalah kekurangan curah hujan dari biasanya atau kondisi normal bila terjadi
berkepanjangan sampai mencapai satu musim atau lebih akan mengakibatkan
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air yang telah dicanangkan. Kekeringan sangat
memberikan dampak yang besar terhadap kuantitas dan kualitas hasil pertanian.
C. Rumusan Masalah dan Solusi
Dampak
kekeringan merupakan salah satu penyebab turunnya kuantitas dan kualitas hasil
pertanian. Kutipan salah satu majalah online: “Biasanya kalau musim kemarau,
warga menyiapkan stok pangan baik itu beras atau pun singkong yang dibuat
gaplek. Saat ini, dengan musim kemarau yang berkepanjangan, stok itu sudah
mulai menipis, bahkan baru-baru ini ada warga yang melapor sudah kehabisan
gaplek dan tak punya beras. Jadi sekarang, selain harus beli air, warga juga
harus memikirkan biaya untuk beli makanan,” ungkap Kepala Desa Gendayakan,
Sriyanto, saat dihubungi Espos, Kamis (29/9/2011).
Kutipan di atas memaparkan bahwa dampak dari kekeringan tidak
hanya berkurangnya stok pangan, tetapi juga kurangnya stok air bersih.
Salah satu solusi dalam mengendalikan masalah-masalah tersebut
adalah dengan melihat kondisi alami, hujan, adalah salah satu jawaban. Jumlah
hujan yang turun ke bumi tidaklah sedikit. Air hujan yang turun apabila
dimanfaatkan tidak akan terbuang dengan sia-sia.
Masuknya air hujan kedalam tanah secara alami terjadi pada
daerah-daerah yang porus misalnya sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang
terbuka, Hutan, halaman rumah yang tidak tertutup, dll. Air hujan yang jatuh ke
permukaan tanah pada awalnya akan membasahi tanah, bangunan, tumbuh-tumbuhan
dan batuan. Ketika air hujan tersebut jatuh pada daerah yang berpori maka akan
meresap kedalam tanah sebagai air infiltrasi, air tersebut semakin lama akan
meresap lebih dalam lagi sampai memasuki daerah akuifer dan akirnya menjadi air
tanah.
Sistem sumur resapan merupakan salah satu solusi untuk
mengendalikan kekeringan lahan sawah dengan memanfaatkan air hujan yang
ditampung dalam sebuah sumur. Konstruksi sumur ini dengan menggunakan beton
yang dibangun dengan diameter 5 m dan kedalaman 10 m, permukaan atas ditutup
dengan jarring kawat rapat yang berfungsi untuk menyaring apabila ada kotoran
yang masuk sehingga air dalam sumur akan bersih, dan memasang pompa dengan
tekanan tinggi untuk memompa air ke permukaan. Untuk mengalirkan ke lahan
sawah, saluran pompa disambung dengan pipa yang terdiri atas:
Ø Lateral,
pipa diletakkannya sprinkler
Ø Manifold,
pipa di mana pipa-pipa lateral dihubungkan
Ø Valve
line, pipa ditempatkan katup air; sehingga penggunaan air akan terkontrol oleh
petani
Ø Mainline,
pipa yang dihubungkan dengan valve line
Ø Supply
line, pipa penyalur air dari sumber air
D. Lay Out
E. Sasaran
Sitem sumur resapan sebagai penampung air
hujan ini ditujukan pada pertanian lahan sawah di kabupaten Ciamis yang
mempunyai rata-rata curah hujan 3.606,50 mm dengan mayoritas masyarakatnya
sebagai petani.
F.
Tujuan
Tujuan
dari adanya sistem sumur resapan pada lahan pertanian di kabupaten Ciamis
adalah untuk meminimalisir kerugian hasil pertanian baik dari segi kuantitas
maupun kualitas akibat kekeringan pada lahan sawah di Ciamis.
G. Cara Penyampaian
Sosialisasi
kepada petani adalah dengan cara penyuluhan dan memberikan aplikasinya langsung
di lahan yang diawali dengan aplikasi menggunakan miniature dengan harapan
petani dapat mengerti sistem kerja dari sistem sumur resapan ini.
H. Pustaka
- 2011. Dampak Kekeringan, Persediaan Pangan Warga Menipis. Diunduh pada
tanggal 08 Mei 2012 di: http://www.solopos.com/2011/wonogiri/dampak-kekeringan-persediaan-pangan-warga-menipis-118000
- 2003. Permasalahan Kekerinagn dan Cara Mengatasinya. 2003. http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/KT-pkdcm-00854-1127200715910.pdf
-
Teknologi Konservasi Air Tanah Dengan Sumur Resapan.
Diunduh pada tanggal 08 Mei 2012 di:http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html
- Sprinkler Irrigation Systems. Diunduh
pada tanggal 09 Mei 2012 di: http://www.jains.com/irrigation/popups%20and%20sprinklers/sprinklersystems.htm
- Geografi, Suhu, dan Iklim Kabupaten Ciamis. Diunduh pada tanggal 09
Mei 2012 di: http://www.kaskus.us/showthread.php?p=486118806
No comments:
Post a Comment