1. Tanaman
jagung 1
·
Jumlah Daun : 8 Daun
Daun 1 : Score 4 Daun 5 :
Score 1
Daun 2 : Score 2 Daun 6 :
Score 2
Daun 3 : Score 2 Daun 7 :
Score 4
Daun 4 : Score 1 Daun 8 :
Score 2
·
Gejala : Daun berlubang
ü Terdapat
telur pada daun 1
ü Terdapat
ulat pada daun 7
Termasuk rusak Mutlak
2. Tanaman
Jagung 2
·
Jumlah Daun : 6 Daun
Daun 1 : Score 1 Daun 4 :
Score 1
Daun 2 : Score 0 Daun 5 :
Score 2
Daun 3 :
Score 0 Daun 6 : Score 2
·
Gejala :
Daun berlubang
TITIK 2
1. Tanaman
Jagung 1
·
Jumlah Daun : 9 Daun
Daun 1 :
skor 5 Daun 5 :
skor 0
Daun 2 :
skor 5 Daun 6 :
skor 0
Daun 3 :
skor 1 Daun 7
: skor 0
Daun 4 :
skor 0 Daun 8
: skor
0
Daun
9 : skor 0
·
Gejala :Terdapat
lubang pada daun
2. Tanaman
Jagung 2
·
Jumlah Daun : 7
Daun 1 :
skor 5 Daun 5 :
skor 0
Daun 2 :
skor 2 Daun 6 :
skor 0
Daun 3 :
skor 1 Daun 7
: skor 0
Daun 4 :
skor 0
·
Gejala :
Terdapat lubang pada daun
TITIK 3
1. Tanaman
Jagung 1
·
Jumlah Daun : 7 Daun
Daun 1 : Score 0 Daun 5 :
Score 3
Daun 2 : Score 0 Daun 6 :
Score 5
Daun 3 : Score 0 Daun 7 :
Score 5
Daun 4 : Score 2
·
Gejala :
Daun berlubang, Bekas gigitan, Daun robek
2. Tanaman
Jagung 2
·
Jumlah Daun : 9 Daun
Daun
1 : Score 0 Daun 5 :
Score 0
Daun
2 : Score 0 Daun 6 :
Score 0
Daun
3 : Score 0 Daun 7 :
Score 3
Daun
4 : Score 0 Daun 8 :
Score 3
Daun
9 : Score 5
·
Gejala :
Daun berlubang,
ü Terdapat
kotoran di daun
TITIK 4
1.
Tanaman Jagung 1
·
Jumlah Daun : 13 Daun
Daun
1 :
Score 5 Daun 5 :
Score 0 Daun 9 : Score 2
Daun
2 :
Score 5 Daun 6 :
Score 0 Daun 10 : Score 1
Daun
3 :
Score 2 Daun 7 : Score 0 Daun
11 : Score 1
Daun
4 :
Score 0 Daun 8 : Score 1 Daun
12 : Score 2
Daun
13 : Score 1
·
Gejala :
Terdapat lubang pada daun
2.
Tanaman Jagung 2
·
Jumlah Daun : 8 Daun
Daun
1 :
Score 1 Daun 5 :
Score 1
Daun
2 :
Score 5 Daun 6 :
Score 1
Daun
3 :
Score 2 Daun 7 :
Score 1
Daun
4 :
Score 1 Daun 8 :
Score 1
·
Gejala :
Terdapat lubang pada daun
TITIK 5
1.
Tanaman Jagung 1
·
Jumlah Daun : 7 Daun
Daun
1 : Score 0 Daun 5 :
Score 1
Daun
2 : Score 0 Daun 6 :
Score 0
Daun
3 : Score 0 Daun 7 :
Score 0
Daun
4 : Score 0
·
Gejala :
Daun berlubang
2.
Tanaman Jagung 2
·
Jumlah Daun : 6 Daun
Daun
1 : Score 2 Daun 4 :
Score 1
Daun
2 : Score 2 Daun 5 :
Score 3
Daun
3 : Score 2 Daun 6 :
Score 4
·
Gejala :
Daun berlubang
ü Terdapat
ulat pada daun ke 5
Termasuk
rusak Mutlak
Persentase tanaman rusak mutlak
adalah :
Tanaman yg rusak mutlak
x 100 % = 2 x 100% = 20%
Jumlah tanaman
10
Agroekosistem : Pohon pisang, Kemangi
Identifikasi
serangga :
Ø Pitfall
Trap :
1.
Orthoptera : Belalang
2. Himenoptera : Semut
Ø Aspirator
/ Tangan :
1. Coleoptera : 2
2. Larva : 2
Ø Netting
Trap :
Orthoptera : Belalang
Hama
utama pada tanaman jagung antara lain:
A. Penggerek
Batang jagung (Ostrinia furnacalis Guen )
(Ordo
: Lepidoptera, Famili : Noctuidae)
Gejala
serangan
Larva
O. furnacalis ini mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian
tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga
jantan,atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan
tassel yang rusak,
Pengendalian
a).
Kultur teknis
-
Waktu tanam yang tepat,
-
Tumpangsari jagung dengan kedelai atan kacang tanah.
-
Pemotongan sebagian bunga jantan (4 dari 6 baris tanaman)
b).
Pengendalian hayati
Pemanfaatan
musuh alami seperti : Parasitoid Trichogramma spp. Parasitoid
tersebut dapat memarasit telur O. furnacalis. Predator Euborellia
annulata memangsa larva dan pupa O. furnacalis. Bakteri Bacillus
thuringiensis Kurstaki mengendalikan larva O. furnacalis, Cendawan
sebagai entomopatogenik adalah Beauveria bassiana dan Metarhizium
anisopliae mengendalikan larva O. furnacalis. Ambang ekonomi 1 larva
/tanaman.
c).
Pengendalian kimiawi
Penggunaan
insektisida yang berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos,
dan
karbofuran efektif untuk menekan serangan penggerek batang jagung.
B. Ulat
Grayak (Spodoptera litura F.)
(Ordo
: Lepidoptera, Famili : Noctuidae)
Gejala
Serangan larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang
secara serentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian
atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di
permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.
a).
Kultur teknis
-
Pembakaran tanaman
-
Pengolahan tanah yang intensif.
b).
Pengendalian fisik / mekanis
-
Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya
-
Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar
atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah pertanaman sejak tanaman berumur 2
minggu.
c).
Pengendalian hayati
Pemanfaatan
musuh alami seperti : patogen Sl-NPV (Spodoptera litura –
Nuclear
Polyhedrosis
Virus), cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria
bassina,
Nomuarea
rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus
thuringensis, nematoda Steinernema sp., predator Sycanus
sp., Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles
sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae
sp.
d).
Pengendalian kimiawi
Beberapa
insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon,
khlorpirifos,
triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril apabila berdasarkan hasil
pengamatan tanaman contoh, intensitas serangan mencapai lebih atau sama dengan
12,5 % per tanaman contoh.
C. Penggerek
tongkol jagung (Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae: Lepidotera)
Gejala
Serangan
Imago
betina akan meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas larva
akan menginvasi masuk kedalam tongkol dan akan memakan biji yang sedang
mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan
kuantitas tongkol jagung.
Pengendalian
Hayati
Musuh
alami yang digunakan sebagai pengendali hayati dan cukup efektif untuk
mengendalikan
penggerek tongkol adalah Parasit, Trichogramma spp yang merupakan
parasit telur dan Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae) parasit pada
larva muda. Cendwan, Metarhizium anisopliae.menginfeksi larva. Bakteri,
Bacillus thuringensis dan Virus Helicoverpa armigera Nuclear
Polyhedrosis Virus (HaNPV). menginfeksi larva.
Kimiawi
Untuk
mengendalikan larva H. armigera pada jagung, penyemprotan insektisida
Decis dilakukan setelah terbentuknya rambut jagung pada tongkol dan diteruskan
(1-2) hari hingga rambut jagung berwarna coklat.
D.
Belalang Daun (Locusta migratoria)
Ciri-ciri hama : Belalang muda berwarna hijau, dan
belalang dewasa berwarna coklat bercorak hitam
Serangan : Belalang memakan daun tanaman, serangan
yang parah bisa menghabiskan seluruh daun tanaman dan batang-batang muda.
Serangan bisa melibatkan ribuan belalang.
UBI
JALAR
Klasifikasi
ubi jalar
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas Poir
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas Poir
Hama utama
Cylas formicarius
Kumbang Cylas formicarius F. (Coleoptera: Curculionidae)
merupakan hama utama pada ubi jalar di dunia, baik di daerah tropika maupun
subtropika. Hama ini merusak umbi di lapangan, di penyimpanan, dan di tempat
karantina. Larva merusak umbi dengan menggerek, membuat lorong-lorong dan sisa
gerekan ditumpuk di sekitar lubang gerekan dalam umbi. Kumbang dewasa
makan,bertelur, dan berlindung pada akar, batang,dan umbi. Kumbang menyerang
epidemis akar atau batang dan permukaan luar umbi dengan cara membuat lubang
gerekan.
Hasil pengujian laboratorium di Jepang menunjukkan bahwa akar
tanaman ubi jalar yang terserang kumbang C. formicarius selama 24
jam akan menghasilkan terpene phytoalexins. Diduga enzim pektolitik yang
terdapat pada kumbang C. formicarius adalah terpen (Sato et al.
1982). Umbi yang rusak menghasilkan senyawa terpenoid sehingga terasa pahit,
dan tidak dapat dikonsumsi walaupun kerusakannya rendah (Jansson et al.
1987).
Kumbang betina meletakkan telur secara tunggal 3−4 butir/hari
atau 122–250 butir. Stadium telur berlangsung 5–7 hari. Telur berwarna putih
krem, berbentuk oval tidak beraturan, berukuran 0,46–0,65 mm. Larva terdiri
atas lima instar, lama stadium larva rata-rata 25–35 hari. Larva berwarna krem
hingga putih kekuningan. Pupa berwarna putih atau abu-abu, lama stadium pupa
7–10 hari. Kumbang jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk antena.
Hasil pengamatan praktikum lapangan
Pengamatan
pada ubi jalar dilakukan di Arboretum Unpad pada rtanggal 4 Mei 2012
menggunakan teknik sampling diagonal 1 m x 1m.
Intensitas
kerusakan daun ubi jalar:
Ø Tanaman 1 = 15 %
Ø Tanaman
2 = 20 % rata-rata = 17,5 %
Ø Tanaman
3 = 20 %
Ø Tanaman
4 = 15 %
Di sekitar tanaman ubi jalar
ditemukan beberapa lubang yang diduga sebagai jejak Cylas furmicarvis.
Ø Pada
tanaman 1 terdapat 4 lubang dengan ukuran kecil
Ø Pada
tanaman 2 terdapat 2 lubang
Ø Pada
tanaman 3 tedapat 5 lubang dengan ukuran besar
Ø Pada
tanaman 4 terdapat 1 lubang kecil
Ciri
tanaman:
Ø Daun
berlubang (sedikit); banyak terdapat di daerah pinggir-pinggir daun
Ø Umumnya
daun seperti terbakar
Ø Batangnya
layu dan berwarna kuning
Agroekosistem:
Suren, leunca,
singkong, cabe, babadotan, pisang, serai, kemangi
Identifikasi
serangga:
Menggunakan tangan:
Ø Orthoptera
-
Belalang : 4
-
Jangkrik
Ø Hymenoptera
-
Semut :
2
TEMBAKAU
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi:
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Hasil
pengamatan
Tembakau I jumlah daun
13
1 sehat, tidak terdapat serangan hama
2 sehat, tidak terdapat serangan hama
3 sehat, tidak terdapat serangan hama
4 sehat, tidak terdapat serangan hama
5 sehat, tidak terdapat serangan hama
6 terdapat kerusakan oleh serangga
7 sehat, tidak terdapat serangan hama
8 sehat, tidak terdapat serangan hama
9 sehat, tidak terdapat serangan hama
10 sehat, tidak terdapat serangan hama
11 terdapat kerusakan oleh serangga
12 sehat, tidak terdapat serangan hama
13 sehat, tidak terdapat serangan hama
Tembakau II jumlah daun
15
1 terdapat kerusakan oleh serangga
2 sehat, tidak terdapat serangan hama
3 terdapat kerusakan oleh serangga
4 sehat, tidak terdapat serangan hama
5 sehat, tidak terdapat serangan hama
6 sehat, tidak terdapat serangan hama
7 sehat, tidak terdapat serangan hama
8 sehat, tidak terdapat serangan hama
9 sehat, tidak terdapat serangan hama
10 sehat, tidak terdapat serangan hama
11 sehat, tidak terdapat serangan hama
12 sehat, tidak terdapat serangan hama
13 sehat, tidak terdapat serangan hama
14 sehat, tidak terdapat serangan hama
15 sehat, tidak terdapat serangan hama
Tembakau III jumlah
daun 16
1 sehat, tidak terdapat serangan hama
2 sehat, tidak terdapat serangan hama
3 sehat, tidak terdapat serangan hama
4 terdapat kerusakan oleh serangga
5 sehat, tidak terdapat serangan hama
6 sehat, tidak terdapat serangan hama
7 terdapat kerusakan oleh serangga
8 sehat, tidak terdapat serangan hama
9 sehat, tidak terdapat serangan hama
10 sehat, tidak terdapat serangan hama
11 sehat, tidak terdapat serangan hama
12 sehat, tidak terdapat serangan hama
13 sehat, tidak terdapat serangan hama
14 sehat, tidak terdapat serangan hama
15 sehat, tidak terdapat serangan hama
16 sehat, tidak terdapat serangan hama
Tembakau IV jumlah daun
13
1 sehat, tidak terdapat serangan hama
2 sehat, tidak terdapat serangan hama
3 terdapat kerusakan oleh serangga
4 sehat, tidak terdapat serangan hama
5 sehat, tidak terdapat serangan hama
6 sehat, tidak terdapat serangan hama
7 sehat, tidak terdapat serangan hama
8 terdapat kerusakan oleh serangga
9 sehat, tidak terdapat serangan hama
10 sehat, tidak terdapat serangan hama
11 sehat, tidak terdapat serangan hama
12 sehat, tidak terdapat serangan hama
13 sehat, tidak terdapat serangan hama
Hama
utama
Hama
Helopeltis sp. (Heteroptera: Miridae) merupakan hama utama pada
pertanaman kakao yang menyerang bagian buah dan pucuk tanaman kakao. Stadia
dari hama ini yang aktif menyerang adalah nimfa dan imago dengan cara menusuk
dan menghisap pucuk tanaman serta buah kakao, sehingga menyebabkan mati pucuk
dan kematian buah serta hambatan pertumbuhan buah. Serangan hama Helopeltis
pada buah berbentuk panjang sampai dengan 12 cm yang dapat mengakibatkan
kematian buah sedang.
DAFTAR
PUSTAKA
Nonci,
Nurnina. Bioekologi dan
pengendalian Kumbang Cylas formicarius Fabricius (Coleoptera: Curculionidae). Balai Penelitian Tanaman Serealia, Jalan Dr. Ratulangi No. 274 Maros
90514, Sulawesi Selatan. Diunggah pada tanggal 22 Mei 2012 di: http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3242053.pdf
2011. Limbah Tembakau Sebagai Pestisida Nabati
Pengendali Hama Helopeltis sp. Pada
Tanaman Kakao. Diunggah pada 23 Mei 2012 di: http://ditjenbun.deptan.go.id/index.php/component/content/article/36-news
Diunggah
pada tanggal 22 Mei 2012, sumber
:http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/optJagung.pdf
Diunggah
pada tanggal 22 Mei 2012, sumber :
http://www.tanindo.com/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=37&Itemid=40
No comments:
Post a Comment