Thursday, May 10, 2012

Sistem Sumur Serapan (Penampung Air Hujan) sebagai Upaya Pengendalian Kekeringan Lahan Sawah di Kabupaten Ciamis


A.  Judul: Sistem Sumur Serapan (Penampung Air Hujan) sebagai Upaya Pengendalian Kekeringan Lahan Sawah di Kabupaten Ciamis
B.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Kuantitas ini bukan berarti kondisi pertanian di Indonesia telah mencapai zona aman. Berbagai masalah di bidang pertanian masih melanda negara ini. Kekeringan adalah salah satu masalah yang penulis kerap kali dengar. Masalah kekeringan ini sering terjadi pada musim kemarau yang relatif panjang. Di kabupaten Ciamis, kekeringan pada lahan sawah sampai pada kondisi keretakan lahan.
CIAMIS, (PRLM).- Sejumlah areal persawahan di wilayah Handapherang, Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis mulai dilanda kekeringan. Sejumlah tanaman yang rata-rata baru berumur sepuluh hingga dua puluh hari tampak mulai layu, bahkan beberapa di antaranya mulai kering. Salah satu petani mengatakan: ''Saya pesimis sawah disini dapat diselamatakan, sekarang saja sudah dua minggu tidak mendapat air, tanah sudah kering. Padahal, saat ini tanaman sedang membutuhkan banyak air untuk masa pertumbuhan daun dan akar.”
Minimnya debit air irigasi menyebabkan pasokan air untuk lahan pertanian tidak merata, hal ini kerap kali terjadi karena tingginya kebocoran air di saluran irigasi. Selain itu, adanya system pergiliran pasokan air perharian untuk lahan sawah di kabupaten Ciamis; wilayah Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, khususnya, akibat pasokan air yang jumlahnya sedikit, lahan sawah yang jauh dari sumber air cenderung tidak mendapatkan air sehingga lahan tersebut menjadi kering.
Kekeringan adalah kekurangan curah hujan dari biasanya atau kondisi normal bila terjadi berkepanjangan sampai mencapai satu musim atau lebih akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air yang telah dicanangkan. Kekeringan sangat memberikan dampak yang besar terhadap kuantitas dan kualitas hasil pertanian.

C.  Rumusan Masalah dan Solusi
Dampak kekeringan merupakan salah satu penyebab turunnya kuantitas dan kualitas hasil pertanian. Kutipan salah satu majalah online: “Biasanya kalau musim kemarau, warga menyiapkan stok pangan baik itu beras atau pun singkong yang dibuat gaplek. Saat ini, dengan musim kemarau yang berkepanjangan, stok itu sudah mulai menipis, bahkan baru-baru ini ada warga yang melapor sudah kehabisan gaplek dan tak punya beras. Jadi sekarang, selain harus beli air, warga juga harus memikirkan biaya untuk beli makanan,” ungkap Kepala Desa Gendayakan, Sriyanto, saat dihubungi Espos, Kamis (29/9/2011).
       Kutipan di atas memaparkan bahwa dampak dari kekeringan tidak hanya berkurangnya stok pangan, tetapi juga kurangnya stok air bersih.
       Salah satu solusi dalam mengendalikan masalah-masalah tersebut adalah dengan melihat kondisi alami, hujan, adalah salah satu jawaban. Jumlah hujan yang turun ke bumi tidaklah sedikit. Air hujan yang turun apabila dimanfaatkan tidak akan terbuang dengan sia-sia.
       Masuknya air hujan kedalam tanah secara alami terjadi pada daerah-daerah yang porus misalnya sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang terbuka, Hutan, halaman rumah yang tidak tertutup, dll. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah pada awalnya akan membasahi tanah, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan batuan. Ketika air hujan tersebut jatuh pada daerah yang berpori maka akan meresap kedalam tanah sebagai air infiltrasi, air tersebut semakin lama akan meresap lebih dalam lagi sampai memasuki daerah akuifer dan akirnya menjadi air tanah.
       Sistem sumur resapan merupakan salah satu solusi untuk mengendalikan kekeringan lahan sawah dengan memanfaatkan air hujan yang ditampung dalam sebuah sumur. Konstruksi sumur ini dengan menggunakan beton yang dibangun dengan diameter 5 m dan kedalaman 10 m, permukaan atas ditutup dengan jarring kawat rapat yang berfungsi untuk menyaring apabila ada kotoran yang masuk sehingga air dalam sumur akan bersih, dan memasang pompa dengan tekanan tinggi untuk memompa air ke permukaan. Untuk mengalirkan ke lahan sawah, saluran pompa disambung dengan pipa yang terdiri atas:
Ø  Lateral, pipa diletakkannya sprinkler
Ø  Manifold, pipa di mana pipa-pipa lateral dihubungkan
Ø  Valve line, pipa ditempatkan katup air; sehingga penggunaan air akan terkontrol oleh petani
Ø  Mainline, pipa yang dihubungkan dengan valve line
Ø  Supply line, pipa penyalur air dari sumber air
D.  Lay Out
Sprinkler_layout.jpg 
E.  Sasaran
         Sitem sumur resapan sebagai penampung air hujan ini ditujukan pada pertanian lahan sawah di kabupaten Ciamis yang mempunyai rata-rata curah hujan 3.606,50 mm dengan mayoritas masyarakatnya sebagai petani.
F.   Tujuan
Tujuan dari adanya sistem sumur resapan pada lahan pertanian di kabupaten Ciamis adalah untuk meminimalisir kerugian hasil pertanian baik dari segi kuantitas maupun kualitas akibat kekeringan pada lahan sawah di Ciamis.
G.  Cara Penyampaian
Sosialisasi kepada petani adalah dengan cara penyuluhan dan memberikan aplikasinya langsung di lahan yang diawali dengan aplikasi menggunakan miniature dengan harapan petani dapat mengerti sistem kerja dari sistem sumur resapan ini.
H. Pustaka
- 2011. Dampak Kekeringan, Persediaan Pangan Warga Menipis. Diunduh pada tanggal 08 Mei 2012 di: http://www.solopos.com/2011/wonogiri/dampak-kekeringan-persediaan-pangan-warga-menipis-118000
- 2003. Permasalahan Kekerinagn dan Cara Mengatasinya. 2003. http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/KT-pkdcm-00854-1127200715910.pdf
- Teknologi Konservasi Air Tanah Dengan Sumur Resapan. Diunduh pada tanggal 08 Mei 2012 di:http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html
- Sprinkler Irrigation Systems. Diunduh pada tanggal 09 Mei 2012 di: http://www.jains.com/irrigation/popups%20and%20sprinklers/sprinklersystems.htm
- Geografi, Suhu, dan Iklim Kabupaten Ciamis. Diunduh pada tanggal 09 Mei 2012 di: http://www.kaskus.us/showthread.php?p=486118806






No comments:

Post a Comment